Jumat, 19 Agustus 2011

BAGAIMANA RASULULLAH ISTIRAHAT (TIDUR)

Tidak dipungkiri, Islam adalah agama rahmatan lil alamin, yang dibawa oleh seorang al amin yang tidak diragukan lagi pribadinya. Beliau adalah Nabi Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan bagi setiap orang Islam. Semua perkataan dan perbuatan Beliau merupakan sunah (hadits), yang merupakan penafsiran dari kalam Ilahi.

Salah satu perbuatan beliau yang patut kita teladani diantaranya adalah tidur beliau. Bagaimanakah tidur yang dilakukan oleh Rasulullah? Berapa jamkah yang diperlukan untuk tidur setiap malam? Dan bagaimana pendapat para ilmuan?

Islam adalah agama yang seimbang. Islam mementingkan tidur dan terjaga, agar ibadah dan aktivitas seorang akan dapat dilakukan dengan baik. Dalam sebuah hadits disebutkan kisah Abu Darda' yang tidak tidur malam karena ingin ibadah. Salman, sahabatnya, telah menegurnya dengan berkata, "Tuhanmu ada hak atas dirimu, badanmu ada hak, dan istrimu juga ada hak. Berikan semua ini haknya." Ketika Nabi mendengar perkataan Salman, beliau berkata, "Benarlah Salman" (H.R. Bukhari).

Dalam hadits yang lain diceritakan bahwa Nabi SAW, memasuki masjid dan melihat seutas tali yang merentang antara dua tiang. Beliau diberitahukan bahwa tali itu adalah kepunyaan Zainab, agar dia dapat selalu terjaga ketika ibadah. Nabi pun kemudian bersabda, "Buka tali ini! Hendaklah diantara kamu shalat ketika dirinya segar, dan ketika sudah mengantuk hendaklah tidur" (H.R. Bukhari dan Muslim)

Islam menekankan bahwa tidur adalah hak badan yang perlu ditunaikan. Semua ini menunjukkan, Islam amat mementingkan produktivitas yang berkualitas dalam setiap aktivitas dan ibadah.
Cara tidur yang diamalkan Rasulullah adalah:
=>Tidur di awal malam, antara pukul 22.00-23.00 dengan keadaan berwudu.
=> Bangun di separuh kedua malam, sekitar pukul 01.00-02.00 untuk shalat tahajjud.
=> Kemudian tidur lagi dan bangun sebelum terbit fajar.
=> Tidur dengan memiringkan badan di sebelah rusuk kanan, supaya kedudukan makanan di dalam usus tidak terhambat.

Waktu-waktu yang tidak dibenarkan tidur:
=> Awal pagi setelah terbit matahari.
=> Setelah masuk Asar.
=> Tidur di bawah cahaya matahari, walaupun terkena separuh dari badan.

Rasulullah tidak menyebutkan kadar waktu beliau tidur secara khusus. Beliau hanya menyebutkan,"Hendaklah salah seorang diantara kamu shalat ketika dirinya dalam kondisi fit" (H.R. Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat yang lain, beliau bersabda, "Hendaklah kamu tidur sehingga hilang rasa mengantuk" (H.R. Bukhari dan Muslim).

Ini menunjukkan bahwa kadar tidur seseorang itu berbeda. Yang penting ialah tidur yang dapat menghilangkan rasa kantuk dan kondisi badan yang segar.
Beberapa hadits yang meriwayatkan tentang cara tidur di antaranya, Nabi telah melihat seorang lelaki tidur sambil tengkurap (menelungkup), lantas beliau pun bersabda, " Inilah cara berbaring yang dibenci Allah" (H.R. Bukhari).
Dalam hadits yang lain beliau berscda, "Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, hendaklah kamu mengambil wudhu seperti wudhu untuk shalat. Kemudian berbaringlah di sebelah kanan" (H.R. Bukhari dan Muslim).
Berkata Abbad bin Tamim, "Aku melihat Rasulullah di dalam masjid tidur menelentang sambil menyilangkan kaki beliau" (H.R. Bukhari dan Muslim).

Ibnu Qayyim menyatakan bahwa Rasulullah tidak pernah tidur dalam keadaan kekenyangan. Beliau berbaring miring ke sebelah kanan dalam keadaan berzikir kepada Allah, hingga tidur.

Dapat disimpulkan bahwa Rasulullah SAW, suka tidur miring kesebelah kanan dan kadangkala secara terlentang. Beliu memakai bantal dan membenci tidur yang tengkurap. Serta dalam semua keadaan, zikir tidak pernah beliau lupakan.

Para ilmuan modern menyatakan bahwa cara berbaring ketika tidur (sleeping postures) akan mempengaruhi kesehatan. Tidur yang benar menurut buku Spine Self Care adalah:
1. Memiringkan lambung dengan meluruskan tulang belakang, hal ini akan menjaga tulang leher (cervical spine), atau
2. Menelentang dengan muka dan badan mengharap ke atas dengan menjaga bengkokan tulang leher.

Kedua cara ini akan mencegah tulang leher dari keseleo ( subluyation or misalignment of the neck). Di samping itu, dengan menggunakan bantal yang sesuai ketika tidur, sakit leher, sakit belakang, tekanan saraf (pinched nerves) dan kerusukan, pada tulang belakang (wear of vertebrae and spinal column) akan dapat dicegah.

Tidur dengan tengkurap, merupakan cara tidur yang akan menimbulkan tekanan keatas belakan dan leher seseorang. Sehingga, tidur dengan cara ini akan menyebabkan serangan sakit urat saraf dan otot.
Tidur siang biasanya dianggap sebagai salah satu tanda kemalasan. Tetapi Islam menganggapnya sebagai suatu kebaikan, asalkan tidak berlebihan. Dalam kitab Misykatul Mashabih disebutkan tentang salah satu amalan sunah yang pernah dilakulan oleh Sasulullah, "Tieur yang sedikit di waktu tengah hari (qailulah) tida£ah keji, Rasulullah pernah melakukannya."

Imam Al Ghazali di dalam kitab Ihya'Ulumuddin menyatakan, "Hendklah seseorang tidak meninggalkan tidur di siang hari, karena hal ini dapat membantu ibadah di malam hari, sebagaimana sahur membantu puasa di siang hari".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan isi komentar Anda di sini :

Join 4Shared Now!

Selamat datang di blog ini

Assalamu'alaikum wr.wb.

Terimakasih atas kunjungan anda di blog saya ini.

Dalam rangka menambah wawasan keilmuan dan mempererat ukhuwah Islamiah serta meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, di blog yang sederhana ini akan sedikit berbagi pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu bagi rekan-rekan pengunjung silahkan memberikan komentarnya ataupun punya pengetahuan yang tentunya bermanfaat bagi kita semua, silahkan klik judul postingan yang anda butuhkan lalu tambahkan komentar di bawah postingan.