Minggu, 25 Oktober 2009

BERFIKIR SECARA POSITIF (QONA'AH)

Lihat gambar ukuran penuhQana'ah artinya rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang yang berlebihan. Qana'ah bukan berarti hidup bermalas-malas, tidak mau berusaha sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.

Justru orang qana'ah itu selaku giat bekerja dan berusaha, namun apabila hasilnya tidak sesuai dengan yang di harapkan, ia akan tetap rela hati menerima hasil tersebut dengan rasa syukur kepada Allah SWT. Sikap yang demikian itu akan mendatangkan rasa tentram dalam hidup dan menjauhkan dari sikap serakah dan tama'.

Nabi Muhammad saw, bersabda : "Sungguh beruntung orang yang masuk Islam dan rizkinya cukup dan merasa cukup dengang apa-apa yang telah Allah berikan kepadanya. (H.R. Muslim).

Orang yang mempunya sifat Qona'ah, memiliki pendirian bahwa apa yang di peroleh atau yang ada pada dirinya adalah ketentuan Allah SWT.

Firman Allah SWT :
"Dan tidak ada sesuatu apapun binatang yang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya". (Q.S. Huud:6)

jadi, seseorang yang merasa cukup akan pemberian dari Allah SWT, maka ia adalah termasuk orang yang bersyukur atas apa yang ia dapatkan. Karena Allah akan memberikan yang lebih lagi dari apa yang ia dapatkan sebab ia telah bersyukur. Begitu pun sebaliknya, bila kufur nikmat dan selalu merasa kurang sehingga melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkannya, maka Allah akan mendatangkan azab yang amat pedih melebihi apa yang ia perkirakan.

Qona'ah Dalam Kehidupan

Qona'ah memang seharusnya merupakan sifat dasar setiap muslim, karena sifat tersebut dapat menjadi pengendali agar tidak surut dalam keputus asaan dan tidak terlalu maju dalam keserakahan. Qona'ah berfungsi sebagai stabilator dan dinamisator hidup seorang muslim. Dikatakan stabilator, karena seorang muslim yang mempunyai sifa qona'ah akan selalu berlapang dada, berhati tentram, merasa kaya dan berkecukupan, bebas dari keserakahan, karena pada hakekatnya kekayaan atau kemiskinan terletak pada hati bukan pada harta yang dimilikinya.

Bila kita perhatikan banyak orang yang lahirnya nampak berkecukupan bahkan mewah, namun hatinya penuh diliputi keserakahan dan kesengsaraan, sebaliknya banyak orang yang sepintas lalu seperti berkekurangan namun hidupnya tenang, penuh kegembiraan, bahkan masih sanggup mengeluarkan sebagian hartanya untuk kepentingan sosial.

Nabi saw, bersabda dalam salah satu haditsnya: "Bukankah kekayaan itu karena banyak harta benda tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Karena hatinya senantiasa merasa berkecukupan, maka oran yang mempunyai sifat qona'ah, terhindr dari sifat loba dan tama', yang cirinya antara lain suka meminta-minta kepada sesama manusia karena masih merasa kurang puas dengan apa yang di berikan Allah padanya.

Di samping itu qona'ah juga berfungsi sebagai dinamisator yaitu kemajuan hidup berdasarkan kemandirian dengan tetap bergantung kepada karunia Allah SWT.

Berkenaan dengan qona'ah ioi, Nabi Muhammad saw telah memberikan nasehat kepada Hakim bin Hizam sebagaimana terungkap dalam riwayat berikut ini.

Dari Hakim bin Hizam r.a. dia berkata: saya pernah meminta kepada Rasulullah saw dan beliaupun memberi kepadaku. Lalu saya meminta lagi kepadanya, dan beliaupun tetap memberi. Kemudian beliau bersabda: Hai Hakim! Harta inh memang indah dan manis, maka siapa yang memgambilnya dengan hati yang lapang, pasti diberi barokah baginya, sebaliknya siapa yang mengambilnya dengan hati yang rakus pasti tidak barokah baginya, bagaikan orang makan yang tak kunjung kenyang. Dan tangan yang di atas lebih baik dari tangan di bawah. Berkata Hakim; Ya Rasulullah! Demi Allah yang mengutus enkau dengan kebenaran, saya tidak akan meneria apapun sepeninggal engkau sampai saya meninggal dunia. Kemudian Abu Bakar r.a. (sebagai khalifah) memanggil Hakim untuk memberinya belanja (dari baitul mal) tetapi ia menolaknya dan tidak mau menerima sedikitpun pemberian itu. Kemudian Abu Bakar berkata: Wahai kaum muslimin! Saya persaksikan kepada kalian tentang Hakim bahwa saya telah memberikan haknya yang diberikan Allah kepadanya(H.R. Bukhari dan Muslim).

Qona'ah itu bersangkut paut dengan sikap hati atau sikap nental. Oleh karena itu, unuk memumbuhkan sifat qana'ah diperlukan latihan dan kesabaran. Pada tingkat permulaan mungkin merupakan suatu yang memberatkan hati, namun jika sifat qana'ah sudah membudaya dalam diri dan telah menjadi bagian dalam hidupnya maka kebahagiaan di dunia akan dapat dinikmatinya, dan kebahagiaan di akhirat kelak akan dicapainya. Nabi Muhammad saw. Bersabda:"Qona'ah itu adalah simpanan yang tak pernah lenyap". (H.R. Thabrani).

Demikianla betapa pentingnya qana'ah dalam hidup, yang apabila dimiliki okeh setiap orang dan diterapkan dalam kehidupan sehari akan mendorong terwujudnya masyarakat yang penuh dengan ketentraman, tidak cepat putus asa, dan bebas dari keserakahan, serta selalu berfikir fositif dan maju. Betapa tidak karena sebenarna dalam qona'ah terkandung unsur pokok yang dapat membangun pribadi muslim yaitu menerima dengan rela apa adanya, memohon tambahan yang pantas kepada Allah SWT. dengan sabar, bertawakal kepada Allah SWT., dan tidak tertarik oleh tipu daya dunia.

1 komentar:

  1. Tenks ya artikelnya buagus banget.... Aq jd faham. Dan memang hdup neh lbih indah bersama Islam.

    BalasHapus

Silahkan isi komentar Anda di sini :

Join 4Shared Now!

Selamat datang di blog ini

Assalamu'alaikum wr.wb.

Terimakasih atas kunjungan anda di blog saya ini.

Dalam rangka menambah wawasan keilmuan dan mempererat ukhuwah Islamiah serta meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, di blog yang sederhana ini akan sedikit berbagi pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu bagi rekan-rekan pengunjung silahkan memberikan komentarnya ataupun punya pengetahuan yang tentunya bermanfaat bagi kita semua, silahkan klik judul postingan yang anda butuhkan lalu tambahkan komentar di bawah postingan.